Sabtu, 24 Desember 2016

Demi Ayah dan Ibu Alasanku Wisuda Tepat Waktu




Demi Ayah dan Ibu Alasanku Wisuda Tepat Waktu
Oleh : Syafrizal Wisudawan Sarjana Ke-XVI STISIPOL Raja Haji

Entah dari mana saya harus memulai tulisan ini, perasaan selalu diselimuti Rasa bahagia dan sedih. Meski mata tidak berlinang oleh air mata saat menulis kata kata, tapi debar dalam dada membuktikan saat ini bahwa hati ku lagi terisak tangis bahagia.

Sabtu, 24 Desember 2016 merupakan salah satu hari bersejarah dalam hidup ini, awal masuk ke kampus kuning kebanggaan dari 24 September 2012 silam sampai hari ini, 24 Desember 2016 tepat selama 4 tahun tiga bulan saya memendam rasa ini, rasa kesepian yg selama masa perjalanan kuliah itu tidak pernah di datangi oleh ayah dan ibu. Tapi itu bukan alasan saya menuliskan kisah ini. 

kisah ini di di ceritakan sebagai renungan insfiratif untuk adinda-adinda ku di himpunan, junior-junior ku dikampus kebanggaan dan seluruh rekan seperjuangan, sepergerakan yang hari ini masih berjuang melawan jenuh dan jemunya saat bimbingan. 

Ingatlah kawan disetiap ada awal pasti ada akhir, dan saya sudah memutuskan untuk mengakhiri gelar mahasiswa strata satu pada tahun ini alasannya karna ayah dan ibu. Saya termasuk orang yang ingin menikmati proses menjadi mahasiswa yang mapan dengan segala kesibukan sehingga kawan seperjuangan berkata "mengapa harus buru-buru wisuda jal, nikmati masa sewaktu menjadi aktivis,ujar mereka"  Saya hanya bisa tersenyum dan dalam hati menjawab : "andai kalian tau kawan, saya telahir bukanlah dari keluarga yang senang, sehingga harus berlama-lama selesai. Ayah ku hanyalah seorang kuli yang bekerja dari pagi sampai malam untuk membesarkan ke 4 anak laki-lakinya dan menyekolahkan ku sejauh ini tanpa ada niat dihati sebelumnya untuk kuliah kawan. Hidup keluarga kami pas-pasan dan di kelilingi hutang,  tabungan ku dan tabunganya adalah korban biar aku bisa kuliah seperti anak anak orang lainya yang berkecukupan.

Sebenarnya banyak Hal yang ingin kusampaikan, karna keterbatasan tulisan dalam blog ini saya hanya ingin berpesan wabil khusus kepada adik-adik di himpunan dan junior dikampus serta kawan seperjuangan dan sepergerakan. Jangan lah engkau bertanya dalam diri kenapa harus cepat-cepat selesai nyatanya juga belum tentu dapat kerja? Tepislah pertanyaan semacam itu dari pikiran mu kawan, logikanya cepat selesai saja gak ada jaminan untuk dapat kerja apalagi lama selesai. Ingatlah orang tua sebagai alasan kenapa harus cepat selsai kawan, karna makin tahun ekonomi makin sulit orang tua makin renta, percuma jika nanti engkau wisuda mereka tiada. Dengan saya selesai di waktu yang tepat dan ditepat waktu setidaknya, hari ini saya melihat raut wajah itu, senyum itu, adalah raut dan senyum bahagia dari kedua orang tua ku. Ayah dan ibu pernah berpesan jika engkau di rantauan ingatlah mak dan ayah mu ini bukanlah orang senang. Ayah yang semakin menua dan tak kuat kerja ini hanya mampu menyekolahkan mu sampai sarjana, selebihnya nanti adik-adikmu kami titipkan kepadamu nak. Untuk kau bantu mereka meraih citanya. Itu pesan meraka padaku, bukti bahwa sebetulnya banyak harapan orang tua kita kepada kita yang hari ini mengenyam pendidikan sarjana, terlalu tinggi engkau berangan untuk menghajikan mereka, membilkan rumah dan perhiasan mewah. Dan ibu pernah berkata, ibu tak butuh itu semua, ibu hanya ingin analoginya-anak ibu bahagia tidak seperti sush dan ibu hari ini, cukup ayah mu saja yang menjadi kuli, kalian harus bahagia, biarlah nanti ayah dan ibu menumpang senang jika memang kalian bahagia dan jaya.
 Merekalah alasan kenapa saya menulis cerita singkat ini. Aku wisuda karna engkau ayah dan ibu, maka ridhoi lah setiap perjuangan anak mu ini.
***wasslam***

Sabtu, 03 Desember 2016

SYAFRIZAL : "PEMUDA DAERAH SEBAGAI PENGERAK PENGEMBANGAN MASYARAKAT"


SYAFRIZAL : "PEMUDA DAERAH SEBAGAI PENGERAK PENGEMBANGAN MASYARAKAT"

 Oleh : Syafrizal 
( Ketua Pengurus Cabang Angkatan Pembaharuan Pemuda Perbatasan Indonesia Kabupaten Lingga )

Masyarakat pesisir adalah sekelompok warga yang tinggal di wilayah pesisir yang hidup bersama dan memenuhi kebutuhan hidupnya dari sumber daya di wilayah pesisir. Demikian pula jenis mata pencaharian yang memanfaatkan sumber daya alam atau jasa jasa lingkungan yang ada di wilayah pesisir seperti nelayan, petani ikan, dan pemilik atau pekerja industri maritim.
Masyarakat pesisir yang di dominasi oleh usaha perikanan pada umumnya masih berada pada garis kemiskinan, mereka tidak mempunyai pilihan mata pencaharian,memiliki tingkat pendidikan yang rendah, tidak mengetahui dan menyadari kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan.
Dari fenomena diatas bahwa dipandang perlu penggerak pengembangan masyarakat yang merupakan seorang atau sekelompok orang  yang mempunyai kepedulian yang besar terhadap kesejahteraan masyarakat. Ia memiliki rasa semangat yang tinggi, mempunyai komitmen, suka rela,rela bekerja dan belajar bersama kepada masyarakat agar terciptanya sebuah kesadaran di masyarakat. Selain itu seorang pengembang masyarakat juga harus tahu akan peran,kedudukan serta fungsinya bagi masyarakat. Supaya apa yang akan dijalankannya dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Pengembang Masyarakat adalah fasilitator atau mediator bagi masyarakat, dan pengembang masyarakat berperan di masyarakat bukan sebagai guru maupun tokoh yang selalu diikuti semua perkataannya dan bukan pula pembina. Seringkali seorang pengembang masyarakat selalu terjebak berperan di masyarakat sebagai guru maupun Pembina. Maka dari itu untuk pemahaman yang mendalam mengenai peran, fungsi, dan kedudukan bagi seorang pengembang masyarakat. Dan perlu diketahui juga bahwasanya seorang yang dapat berperan sebagai seorang pengembang masyarakat tidak harus seorang da’i, guru, mahasiswa maupun dosen. Namun seperti yang dikatakan diatas bahwa seorang yang dapat berperan sebagai pengembang masyarakat adalah seorang yang peduli dengan kesejahteraan masyarakat.
Dari pada itu perlu rasanya selaku pemuda daerah atau pemuda tempatan disuatu wilayah untuk menggagas dan berinisiatif menjadi pengerak untuk pemberdayaan masyarakat pesisir sebagai sebuah usaha untuk memberi penyadaran kepada masyarakat pesesir mengenai peran mereka dalam pembangunan daerah sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan bersama dari masyarakat pesisir dari pemberdayaan yang telah diberikan.

Jumat, 12 Agustus 2016

Tajur Biru Siap Jadi Kawasan Minapolitan




Tajur Biru Siap Jadi Kawasan Minapolitan
Jumat,22 Juli 2016 - 02:27:13 wib | Dibaca: 99 kali 

LINGGA, HALUAN — Masyarakat Desa Tajur Biru Kecamatan Senayang yang terkenal sebagai salah satu pusat perdagangan hasil laut di Lingga terbuka terhadap wacana pemerintah sebagai pusat minapolitan di Lingga. Bahkan masyarakat setempat berharap kawasan ini masuk dalam RPJMD Lingga ke depan.
Catatan Haluan, titik stra­tegis yang dimiliki oleh Tajur Biru selain sentral di antara pulau-pulau yang ada di Senayang, selama ini daerah ini juga menjadi salah satu pusat pertemuan sejumlah nelayan di Kecamatan Se­nayang. Bahkan sejumlah kapal kargo yang bergerak membawa hasil laut juga singgah di pulau tersebut.
Selain itu, diketahui hasil ikan di Lingga belahan Ke­camatan Senayang sering melewati Tajur Biru. Dengan trip sebanyak tiga kali se­minggu ke Tanjungpinang atau ke Batam.
Kepala Desa Tajur Biru Herman, mengatakan  be­berapa bulan lalu, ada wacana Pemkab Lingga membuat Detail Engineering Desain (DED) kawasan Minapolitan di desa kami. Tapi belum diketahui kelanjutannya.
“Namun masyarakat sa­ngat mengharapkan wacana untuk Minapolitan Tajur Biru ini terealisasi,” ujarnya saat mengikuti musyawarah RP­JMD Lingga, kemarin.
Dikatakan, rencana dae­rah membangun kawasan Minapolitan di Tajur Biru sangat beralasan. Selain ka­rena faktor strategis, desa ini juga sudah sejak lama ber­peran sebagai pelabuhan perikanan di Kecamatan Senayang.
“Masyarakat juga sangat mendukung. Karena dengan konsep minapolitan, fasilitas yang dibangun untuk desa ini akan sangat menunjang para nelayan,” imbuhnya.
Dengan demikian, Her­man menuturkan besar hara­pan masyarakat Tajur Biru Senayang, sebagai salah satu muatan RPJMD dan menjadi prioritas pembangunan bu­pati terpilih Awe-Nizar me­nuju Lingga terbilang 2020.
“Pembangunan ini searah dengan visi misi bupati ter­pilih, mewujudkan Lingga sebagai pusat kelautan. Se­moga terealisasi,” ujarnya.
Sebagaimana dalam 7 poin besar arah pemba­ngu­nan Bupati Lingga yakni salah satunya termasuk usaha dan produktivitas sumber­daya kelautan, meningkatkan pelaku dan pengelola kelau­tan melalui industri skala besar, menengah, maupun kecil yang disampaikan Bu­pati Lingga Alias Wello, baru-baru ini.(h/put)

Sumber: harianhaluan.com

Jumat, 22 Juli 2016

Sehat Selalu : Ayah & Mamak Sampai Anakmu Wisuda

Sehat Selalu : " Ayah & Mamak Sampai Anakmu Wisuda "
Oleh : Syafrizal Sufyan


Aku bukanlah seorang pengarang yang bisa menulis novel sampai mendapat predikat best seller. Aku juga bukanlah seorang pujangga yang bisa menghasilkan puisi – puisi romantis setiap harinya. Tapi aku akan menuangkan sedikit pelajaran dalam hidupku, setelah penat karena hampir seharian berkutat dengn buku – buku yang tebal, jurnal, untuk membuat skripsi, dimana skripsi ini adalah syarat akhir untuk mendapat gelar SARJANA ILMU PEMERINTAHAN

Berbicara tentang meraih gelar sarjana, tentu tak mudah untuk mendapatkan gelar ini.  Entah dari segi mana orang lain bangga terhadap gelar ini, tapi nampaknya memang gelar ini cukup prestise untuk disandingkan di belakang nama. Sebenarnya tak ada sedikitpun minat untuk meraih gelar sarjana di jurusan ini, tapi entah mengapa Allah berkata lain. Memang benar, seindah – indah rencana manusia, tapi lebih indah rencana Allah.

Sempat terbesit rasa kecewa yang amat mendalam, ketika gagal masuk universitas negeri dengan jurusan yang diidam – idamkan,dan yang lebih menyakitkan lagi adalah ketika saya gagal sebanyak dua kali dengan jalur yang berbeda, pertama jalur SNMPTN, dan yang kedua jalur Mandiri untuk kuliah diluar daerah (Kepri). Tapi yang membuat saya tak larut dalam kesedihan adalah, ketika melihat kedua orang tua saya tetap tersenyum atas kegagalan saya, dan nampak di wajah mereka kalau mereka tetap bangga memiliki anak seperti saya. Apalgi ketika mendengar Ayah berkata, bersabarlah anakku, sekali mutiara, tetap mutiara, walaupun diletakkan di lumpur. Dan mendengar do’a mamak yang selalu menyebut namaku dalam sholat malamnya.

Kini hampir empat tahun sudah kejadian itu, dan sekarang diriku sudah duduk di semester akhir, yang sekarang sedang sibuk – sibuknya untuk menyelesaikan skripsi. Yang membuat saya tak pernah menyerah adalah ketika ukiran di wajah ayah dan mamak selalu semangat untuk mengantarkan aku di puncak kesuksesan. Dalam hati mereka mungkin berkata, putranya yang dulu tak bisa apa – apa, putranya yang dulu selalu merengek – rengek kalau menginginkan sesuatu, dan sekarang putranya yang sudah hampir menyandang gelar sarjana.

Do’aku padaMu Allah, beri mereka kesehatan dan umur yang panjang, agar mereka bisa melihat aku memakai toga, dan mereka menyaksikan ketika namaku dipanggil untuk maju ke atas panggung dan berhak atas gelar sarjana. Selangkah lagi, dan itu kini tinggal hitungan bulan saja, momen indah ini akan terjadi. Dan tentunya setelah itu, mereka akan menyaksikan kesuksesan – kesuksesan diriku, seorang putra Sulungnya yang selama ini mereka didik…


Aamiin ya Rabb..

Kamis, 21 Juli 2016

"Perjuangan Ku, Cukup Sampai Semester Ini" Oleh : Syafrizal Sufyan

"Perjuangan Ku, Cukup Sampai Semester Ini"
Oleh :Syafrizal Sufyan

Awal masuk semester 8 pada pertengahan bulan Januari kemarin, rasanya sesuatu banget gitu.. hehehe

Bagaimana tidak, masuk kuliah dengan menyandang status Mahasiswa Tingkat Akhir, dan yang paling senior di kampus (kecuali mahasiswa legendaris dan veteran ) hihi. Ada rasa senang, karena sebentar lagi akan selesai di bangku kuliah kemudian masuk ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Dan rasa sedih karena sebentar lagi harus meninggalkan kampus tercinta ini, berpisah dengan teman-teman, dan tentunya meninggalkan organisasi yang sudah digeluti dari semester 3.

Dan di semester 8 ini, tinggal tersisa satu mata kuliah lagi, yaitu SKRIPSI. Mendengar kata skripsi inilah yang membuat nyali mahasiswa semester akhir rada – rada gimana gitu, tidak bisa diungkapkan dengan kata – kata (Lebay). Syarat untuk mengambil mata kuliah skripsi ini yaitu harus lulus mata kuliah umum mata kuliah kosentrasi serta pilihan. Dan banyak mahasiswa yang sudah mengambil ancang – ancang untuk mempersiapkan skripsi, ada yang sibuk mencari judul yang tepat sampai dengan berburu buku tentang penelitian.

Dan tiba saatnya, pengumuman pembimbing skripsi. dan respon mahasiswa pun berbeda – beda, ada yang senang, ada yang sedih karena pembimbingnya tidak sesuai harapan. Alhamdulillah dapat pembimbing yang luar biasa sekali, seorang Doktor dan Dosen muda yang pengalamannya tak perlu diragukan lagi.Menyusun skripsi pun dimulai, setelah judul di ACC dan selesai diseminarkan.

Yang membuat ansietas itu adalah ketika judul yang sudah di ACC, tapi ternyata buku – buku dan jurnal yang berkaitan dengan judul kita sangat sedikit sekali, belum lagi ada mahasiswa yang galau karena dari judulnya mau ambil kualitatif atau kuantitatif. Dan yang lebih galau lagi, galaunya sampai tingkat nasional adalah judul skripsi belum di ACC, padahal teman – teman yang lain sudah mulai menyusun proposal.

Sekarang, proses itu sedang dilalui, semoga kita semua bisa melewati tahap skripsi ini, dan sampai bertemu di puncak kesuksesan, bertemu di Sidang Skripsi pada bulan Juli ini, dan sayangnya saya harus menambah satu semester lagi untuk menyelesaikan skripsi ini paling lama sampai bulan oktober agar bisa wisuda bulan November/ Desember nanti bersama rekan rekan seperjuangan.



Semangat kawan, kita pasti bisa…

Selasa, 19 Juli 2016

"SISI GELAP" MASYARAKAT PESISIR

"SISI GELAP" MASYARAKAT PESISIR

Masyarakat pesisir merupakan suatu komunitas yang hidup di wilayah pesisir dan menggantungkan hidupnya dengan sumberdaya pesisir. Masyarakat pesisir termasuk masyarakat yang masih terbelakang dan berada dalam posisi marginal. Selain itu, banyak dimensi kehidupan yang tidak diketahui oleh orang luar tentang karakteristik masyarakat pesisir. Masyarakat pesisir mempunyai cara berbeda dalam aspek pengetahuan, kepercayaan, peranan sosial, dan struktur sosialnya. Sementara itu, dibalik kemarginalannya, masyarakat pesisir tidak mempunyai banyak cara dalam mengatasi masalah yang hadir. Masalah kompleks yang dihadapi masyarakat pesisir adalah kemiskinan, keterbatasan pengetahuan untuk pengelolaan sumberdaya dan teknologi, serta peran aktif antara pihak luar dengan masyarakat pesisir sehingga dapat menghidupkan kualitas dan keterampilan masyarakat pesisir tanpa melunturkkan karakter budayanya

Masyarakat pesisir yang memiliki karakter tegas, keras, dan terbuka memerlukan berbagai strategi dan kegiatan.yang bersifat fleksibel agar dapat berubah sesuai dengan kondisi dan kebutuhan mereka. Pemberdayaan masyarakat berbasis masyarkat merupakan salah satu cara untuk mengatasi kemiskinan dan ketidakberdayaan yang dialami oleh masyarakat pesisir khususnya para nelayan. Program-program yang telah dilakukan pemerintah untuk pemberdayaan masyarakat pesisir telah banyak menghasilkan manfaat dan membantu meningkatkan pendapatan masyarakat. Namun, tidak sedikit pula program-program yang tidak berhasil karena tidak sesuai dengan harapan masyarakat dan tidak ada keberlanjutan dari masyarakat.

Pada dasarnya masyarakat pesisir tidak hanya termarginalkan dalam hal geografis, tetapi juga dalam hal keterlibatan dengan pihak luar. Oleh karena itu, untuk menghadapi berbagai konflik dan masalah yang tak kunjung reda pada masyarakat pesisir, diperlukan adanya suatu integrasi dan kerjasama antara pihak terdidik baik suatu lembaga ataupun pemerintah dengan masyarakat pesisir untuk memberikan pendidikan dan kegiatan nyata yang berkelanjutan yang dibutuhkan masyarakat. 

Masyarakat pesisir bukan suatu obyek yang hanya patut diteliti tentang berbagai ketimpangan yang terjadi didalam masyarakat tersebut dan kemudian dibela. Namun, masyarakat pesisir memerlukan suatu kegiatan yang tidak bersifat advokasi melainkan suatu fasilitator yang dapat menampung aspirasi mereka. Olek karena itu, untuk pihak luar yang bekerja sama dengan masyarakat pesisir hanya patut mendengarkan, dan mendampingi mereka serta memberikan alternative pemecahan masalah karena masyarakat pesisir sendirilah yang akan memperbaiki kualitas hidup mereka

Kreativitas Permainan Anak Pulau

PERMAINAN ANAK PULAU ADALAH KERAJINAN YANG "KREATIF"
Oleh : Syafrizal

Hidup dan berkembang ditengah kemajuan zaman dengan serbaneka kemodernan tidak hanya dirasakan dan dinikmati oleh mereka yang hidup mewah dan berlimpah dikota, melaikan juga kemodernan itu sudah menyentuh sampai kepelosok negeri yang terdiri dari gugusan pulau-pulau dengan berbagai macam keberagaman mulai dari keberagaman suku,adat,budaya,serta keberagaman keseharian dalam berbuat dan bertingkah laku mulai dari sabang sampai ke merauke.
Keberagaman ini mempunyai nilai jual tersendiri untuk bangsa yang kaya ini. Kemoderenan yang berkembang tersebut memang sudah sampai kepelosok negeri, tapi tidak terkontaminasi untuk anak pulau yang hidup dipelosok pulau-pulau yang senantiasa menghidupkan tradisi tradisional khususnya permainan tradisional para anak pulau.
Hidup dipulau tidak membuat mereka kalah dengan anak anak yang hidup dikota dalam aspek permainan, mereka mempunyai jiwa kreativitas yang tinggi. Dari segi permainan anak pulau tang secara kebiasaan memang menjadi hal secara turun temurun ditularkan kepada setiap generasi anak. Sebut saja contoh permainannya seperti : gasing, layang-layang, enggrang ( tongkat bambu), bedil, dan masih banyak lagi, kesemua permainan ini tidak didapatkan dengan mudah oleh anak pulau dengan hanya membeli, mereka harus mencari bahan dan peralatan untuk itu semua, barulah dapat menghasilkan permainan yang bernilai, setelah mengguras tenaga dan pikiran yg dituangkan dalam jiwa kreatif mereka. Tentu ini bukan lah hal yang mudah akan tetapi dari kebiasaan permainan anak pulaulah mentradisikan bahwa mereka punya identitas tersendiri yang mana permainan ini pastinya tidak akan merusak moral mereka, berbeda degan permainan di era yang serba canggih di perkotaan.
Mereka terus mentradisikan dan menghidupkan permainan tradisional musim demi musim dan diturunkan kepada generasi dibawahnya