TUGAS
DAN PERAN MAHASISWA DALAM DUNIA POLITIK
“Mahasiswa takut dengan dosen
Dosen takut dengan dekan
Dekan takut dengan rector
Rector takut dengan menteri
Mentri takut dengan presiden
Presiden takut dengan mahasiswa”
( Puisi Taufik Ismail )
Puisi ini mengambarkan betapa
mahasiswa memiliki kekuatan yang sangat strategis di dalam melakukan berbagai
perubahan, termasuk perubahan yang sangat penting khususnya bagaimana ia
melengserkan sang penguasa. Disamping itu juga puisi ini menegaskan bahwa
posisi dan kekuatan mahasiswa tidak bisa dipandang kecil dalam mencermati
berbagai soal kenegaraan dan keumatan.
Untuk itu ketika kita mengikrarkan
diri sebagai mahasiswa maka hal yang terpenting yang harus kita pahami adalah :
Menegaskan eksistensi diri dalam
bingkai tridarma perguruan tinggi karna inilah yg menjadi tugas dan
keberperanan yg dilakukan oleh mahasiswa. Tridarma ini di interprestasikan atau
diterjemahkan sesuai dengan semangat atau pesan moral yang terkandung dalam
tridarma tersebut. Tridarma selama ini mungkin dimaknai dalam konteks yg sangat
sempit sekali, sehingga dia kering dari nilai2 dinamistas,
intelektualitas,relegiusitas,dan nasionalitas. Tridarma hanya dimaknai dalam
proses2 kuliah dikampus. Untuk itu mari kita melihatnya dalam konteks yg lebih
luas.
Pertama, proses pembelajaran (lerning).
Pembelajaran bagi seorang mahasiswa merupakan penjelajahan ilmu pengetahuan
padalautan yg sangat luas dan dalam. Ilmu dipelajari sampai pada dasar atau
akar yang paling dalam dan tidak pada wilayah permukaan. Pembelajaran itu tidak
hanya terpaku pada dunia kampus semata, tetapi juga organisasi kemahasiswaan
intra dan ekstra kampus, maupun organ-organ gerakan mahasiswa.
Kedua, proses penelitian (Research),
penelitian disini disamping kegiatan-kegiatan perkuliahan seperti tugas2
ilmiah dan skripsi2. Namun yg lebih dalam lagi dimaksudkan untuk mengasah,
mempertajam pisau analisis mahasiswa yg pada akhirnya melahirkan temuan-temuan
baru atau temuan2 yg bisa mengcouter wacana
yang berkembang ditengah realitas atau wacana umum (mintrem discursus) yg berlaku saat itu yang pada hakikatnya salah.
Ketiga, proses pengabdian ( service
). Pengabdian masyarakat dilakukan pada proses2 formal seperti pratikum dan
kuliah kerja nyata ditengah-tengah masyarakat. Namun pengabdian yang lebih luas
terletak pada perjuangan moral dalam berbagai
tahapan,pencerahan,penyadaran,pendampinagan dan pembelahan terhadap
masyarakat-masyarakat marginal dan masyarakat yang kehilangan hak-haknya untuk
hidup yang layak sebagai warga Negara.
Berpijak pada tiga kekuatan yang
memiliki hubungan simbiosis-mutualistis, apabila itu dilakukan oleh mahasiswa secara
sungguh-sungguh, maka ia telah melakukan peran nyata dalam kehidupan
kemasyarakatan dan kebangsaan , bila itu tidak dilakukan ia telah gagal melakukan
ia telah gagal mencapai maqom Mahasiswa sejati……..
Sisbiosis ketiga peran tersebut
berpadu didalam sosok seorang muda yang bernama mahasiswa, disini muncul yg
namanya idealism. Idealisme menjadi cirri khas mahasiswa, mereka tidak
dinamakan mahasiswa bila tidak mempunyai idealism. Disisi lain mahasiswa
mempunyai jiwa muda yang membara dan organisme tubuh yang masih segar atau
otot-otot tubuh yang kuat.
Kekuatan-kekuatan yang demikian bersinergi didalam organisasi mahasiswa baik dalam intra kampus maupun
ekstra kampus. Didalam organisasi tersebut mahasiswa melakukan kajian-kajian
dan diskusi-diskusi terhadap problem-problem kehidupan nyata masyarakat. Hasil
kajian dan diskusi itu menyimpulkan ada sesuatu yang salah dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Sehingga masyarakat hidup dalam ketidak layakan.
dari itu manfaatkan lah posisi dan peran yang strategis dari kita selaku mahasiswa. agar mampu mengemban tugas dan kewajiban dengan sebenar-sebenarnya. karna hak dan kewajiban adalah sesuatu yang harus dijalankan secara bersamaan, kita tidak hanya bisa menuntut hak dan melalaikan kewajiban. karna tak akan menjadikan kita pemimpin yang adil jika hanya bisa menuntut hak saja dan melalaikan kewajiban.
jadilah mahasiswa yang sejati yang secara hakikatnya memiliki kemampuan intelektual dan mampu melakukan sebuah gerakan perubahan. selaku agent of change. dan juga mahasiswa yang bernuansa islam agar setiap permasalahan yang dihadapi khususnya dalam dunia perpolitikan, jika tak mampu dan sanggup maka pada hakikatnya kita kembalikan pada Al-Qur'an dan Hadis sebagai huda linnas (petunjuk bagi manusia ) wa bayyinati minal huda ( dan penjelasan dari petunjuk ) wal furqan ( dan pembeda ). karana Allah katakan kita adalah khoiril ummati ukhrijat linnas ( adalah umat yang terbaik dari seluruh manusia ) kenapa Allah mengatakan kita umat terbaik ? karna kita adalah umat yang ta'muruna bil ma'ruf wa tanhauna 'anil mungkar ( kita adalah umat yang menyeru kepada yang ma'ruf dan menjegah kemungkaran ).
Sumber bacaan :
1. ( QS. Ali ‘Imran ayat : 110 )
2. ( QS. An-Nisa’: 59)
3. Bacalah Pahmi, sy. 2010. Politik Pencitraan, Jakarta ; GP Press