Senin, 24 Maret 2014



TUGAS DAN PERAN MAHASISWA DALAM DUNIA POLITIK

“Mahasiswa takut dengan dosen
Dosen takut dengan dekan
Dekan takut dengan rector
Rector takut dengan menteri
Mentri takut dengan presiden
Presiden takut dengan mahasiswa”
( Puisi Taufik Ismail )

Puisi ini mengambarkan betapa mahasiswa memiliki kekuatan yang sangat strategis di dalam melakukan berbagai perubahan, termasuk perubahan yang sangat penting khususnya bagaimana ia melengserkan sang penguasa. Disamping itu juga puisi ini menegaskan bahwa posisi dan kekuatan mahasiswa tidak bisa dipandang kecil dalam mencermati berbagai soal kenegaraan dan keumatan.
Untuk itu ketika kita mengikrarkan diri sebagai mahasiswa maka hal yang terpenting yang harus kita pahami adalah :
Menegaskan eksistensi diri dalam bingkai tridarma perguruan tinggi karna inilah yg menjadi tugas dan keberperanan yg dilakukan oleh mahasiswa. Tridarma ini di interprestasikan atau diterjemahkan sesuai dengan semangat atau pesan moral yang terkandung dalam tridarma tersebut. Tridarma selama ini mungkin dimaknai dalam konteks yg sangat sempit sekali, sehingga dia kering dari nilai2 dinamistas, intelektualitas,relegiusitas,dan nasionalitas. Tridarma hanya dimaknai dalam proses2 kuliah dikampus. Untuk itu mari kita melihatnya dalam konteks yg lebih luas.
Pertama, proses pembelajaran (lerning). Pembelajaran bagi seorang mahasiswa merupakan penjelajahan ilmu pengetahuan padalautan yg sangat luas dan dalam. Ilmu dipelajari sampai pada dasar atau akar yang paling dalam dan tidak pada wilayah permukaan. Pembelajaran itu tidak hanya terpaku pada dunia kampus semata, tetapi juga organisasi kemahasiswaan intra dan ekstra kampus, maupun organ-organ gerakan mahasiswa.
Kedua, proses penelitian (Research), penelitian disini disamping kegiatan-kegiatan perkuliahan seperti tugas2 ilmiah dan skripsi2. Namun yg lebih dalam lagi dimaksudkan untuk mengasah, mempertajam pisau analisis mahasiswa yg pada akhirnya melahirkan temuan-temuan baru atau temuan2 yg bisa mengcouter wacana yang berkembang ditengah realitas atau wacana umum (mintrem discursus) yg berlaku saat itu yang pada hakikatnya salah.
Ketiga, proses pengabdian ( service ). Pengabdian masyarakat dilakukan pada proses2 formal seperti pratikum dan kuliah kerja nyata ditengah-tengah masyarakat. Namun pengabdian yang lebih luas terletak pada perjuangan moral dalam berbagai tahapan,pencerahan,penyadaran,pendampinagan dan pembelahan terhadap masyarakat-masyarakat marginal dan masyarakat yang kehilangan hak-haknya untuk hidup yang layak sebagai warga Negara.
Berpijak pada tiga kekuatan yang memiliki hubungan simbiosis-mutualistis, apabila itu dilakukan oleh mahasiswa secara sungguh-sungguh, maka ia telah melakukan peran nyata dalam kehidupan kemasyarakatan dan kebangsaan , bila itu tidak dilakukan ia telah gagal melakukan ia telah gagal mencapai maqom Mahasiswa sejati……..
Sisbiosis ketiga peran tersebut berpadu didalam sosok seorang muda yang bernama mahasiswa, disini muncul yg namanya idealism. Idealisme menjadi cirri khas mahasiswa, mereka tidak dinamakan mahasiswa bila tidak mempunyai idealism. Disisi lain mahasiswa mempunyai jiwa muda yang membara dan organisme tubuh yang masih segar atau otot-otot tubuh yang kuat.
Kekuatan-kekuatan yang demikian bersinergi didalam organisasi mahasiswa baik dalam intra kampus maupun ekstra kampus. Didalam organisasi tersebut mahasiswa melakukan kajian-kajian dan diskusi-diskusi terhadap problem-problem kehidupan nyata masyarakat. Hasil kajian dan diskusi itu menyimpulkan ada sesuatu yang salah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga masyarakat hidup dalam ketidak layakan.
dari itu manfaatkan lah posisi dan peran yang strategis dari kita selaku mahasiswa. agar mampu mengemban tugas dan kewajiban dengan sebenar-sebenarnya. karna hak dan kewajiban adalah sesuatu yang harus dijalankan secara bersamaan, kita tidak hanya bisa menuntut hak dan melalaikan kewajiban. karna tak akan menjadikan kita pemimpin yang adil jika hanya bisa menuntut hak saja dan melalaikan kewajiban. 
jadilah mahasiswa yang sejati yang secara hakikatnya memiliki kemampuan intelektual dan mampu melakukan sebuah gerakan perubahan. selaku agent of change. dan juga mahasiswa yang bernuansa islam agar setiap permasalahan yang dihadapi khususnya dalam dunia perpolitikan, jika tak mampu dan sanggup maka pada hakikatnya kita kembalikan pada Al-Qur'an dan Hadis sebagai huda linnas (petunjuk bagi manusia ) wa bayyinati minal huda ( dan penjelasan dari petunjuk ) wal furqan ( dan pembeda ). karana Allah katakan kita adalah khoiril ummati ukhrijat linnas ( adalah umat yang terbaik dari seluruh manusia ) kenapa Allah mengatakan kita umat terbaik ? karna kita adalah umat yang ta'muruna bil ma'ruf  wa tanhauna 'anil mungkar  ( kita adalah umat yang menyeru kepada yang ma'ruf dan menjegah  kemungkaran ). 
Sumber bacaan :
1. ( QS. Ali ‘Imran ayat : 110 )
2. ( QS. An-Nisa’: 59)
3. Bacalah Pahmi, sy. 2010. Politik Pencitraan, Jakarta ; GP Press