Selasa, 28 Juni 2016

Suara Sang Atlet Pulau


SUARA SANG ATLET PULAU

Editor : Syafrizal
Kisah : Riski Kurniawan

            Anak pulau dalam pemikiran sebagian orang merupakan Sumber daya yang tidak mempunyai daya saing dalam semua bidang. Anak pulau di identikkan dengan kenakalan, pergaulan yang merusak dan hal buruk lain nya. Itu lah pandangan orang orang terhadap anak pulau.
              Pada kenyataannya pandangan tersebut bisa ditepis oleh prestasi prestasi anak pulau, sebut saja mereka seperti Rizki Kurniawan ( 22 tahun ) dan Sahran Munazif ( 24 Tahun ) merupakan atlet dayung yang pernah mengharumkan nama daerah nya serta Muhamad Hakim ( 23 Tahun ) juga pernah menoreh prestasi dibidang sepak takrow dan marathon, yang mampu menepis stigma negatif terhadap anak pulau. Ketiga atlet tersebut merupakan putra daerah yg setidaknya pernah membawa nama daerah baik dikancah nasional maupun regional serta internasional. Mereka telah membuktikan bahwa anak pulau mampu bersaing di kancah apapun asalkan diberi kesempatan dan diperhatikan oleh pemerintah khususnya pemerintah daerah. 
     
Mereka tidak meminta lebih melaikan perhatian pemerintah terhadap mereka selaku atlet yang pernah membawa nama daerah. Berikut merupakan ungkapan kekecewaan sang atlet untuk pemerintah daerah :

"Surat pendek untuk daerah-ku.
Saya SEKOLAH untuk itu.
Saya menjadi ATLIT untuk itu.
Saya harumkan nama DAERAH untuk itu.
Namun dengan sekejap SAYA PUTRA DAERAH, tidak didengar oleh DAERAH-KU.
DAERAH-KU hanya mendengarkan "MEREKA" putra daerah lain.
DAERAH-ku,ini saya PUTRA daerah-mu yang awalnya penuh kobaran semangat untuk hal itu.
Namun kini hanya tinggal puing HARAPAN yang telah patah.
DAERAH-ku,tidak banyak harap-ku saya PUTRA DAERAH-mu hanya ingin lebih di LIRIK,DI DENGARKAN oleh DAERAH-ku.‪#‎rk‬
‪#‎salam‬ DAERAH-ku."



Senin, 27 Juni 2016

Hijrah Sang Fitra

HIJRAH SANG FITRA : "PERNAH"
Gubahan : Fitra Rakhmayani

Bait-bait insan pernah mengisahkan pernah. 
Dan Akupun pernah. 
Pernah sering meranumkan jejak yang memerah.
Kadang dia membuat marah dengan untaian kisah. 
Iya kisah-kisah bening,hening,kering, hingga menyendu mata. Aksaranya layu mengikis remah-remah hati yang dulu pernah bergejolak. 
Hatiku berkasih pernah pada sepotong rasa yang pernah ada. 
Pernah singgah dan pernah indah. 
Binarnya bersinar namun sekarang pudar. 
Ceritaku berbatas pernah, dan itu berakhir sudah. 
Sudah, kita hanya sebatas pernah. 
Tak usah singgah karna pernahku sudah jauh melangkah.
Sekalipun langkahku lelah. 
Takkan pernah ku kembalikan kepada pernah. 
Terimakasih sudah pernah.
Sekalipun langkahku lelah.

Minggu, 26 Juni 2016

OPTIMISME PERUBAHAN BANGSA

OPTIMISME PERUBAHAN BANGSA

       Di sebuah gubuk kecil berkumpul para pemikir yang tidak tersentuh oleh trauma modernisasi. Mereka berbicara tentang negara dengan ditemani secangkir kopi dan teh sambil menghisap sebatang rokok. Cerita mereka yang pesimis terhadap negeri ini menunjukkan begitu lemahnya negara memberikan perhatian kepada mereka. Negeri ini memang negeriOPTIMISME PERUBAHAN BANGSAOPTIMISME PERUBAHAN BANGSA kami, namun hancurnya negeri ini tidak sedikitpun karena kami. Para banditlah yang bertanggung jawab dan memakan uang negara. Mereka jugalah yang senantiasa membingungkan rakyat negeri ini.
    Bangsa yang besar telah melewati masa-masa sulit seperti layaknya bangsa kita. Hari ini, dibeberapa negara di belahan Eropa dan sekitarnya telah menjadi contoh untuk pengembangan keadilan bagi masyarakat menuju peradaban Indonesia yang baru. Seperti ungkapan peribahasa yang mengatakan “After A Storm Comes a Calm” (setelah masa sulit berlalu masa ketenangan datang). Optimisme terhadap negara yang lebih baik pastinya harus tetap bergelora walaupun banyak masyarakat yang sudah meragukan itu namun pada kenyataannya kalau negara kemudian membenahi sistem hukum serta politik, kemustahilan akan menjadi kenyataan.
     Para penegak hukum harus bersikap tegas dalam menertibkan para bandit yang telah merusak tatanan kehidupan bernegara kita ini. Para koruptor, pelanggar HAM serta penentang kesatuan NKRI melalui gerakan separatis atau sejenisnya harus ditindak tegas. Masyarakat pun masih memiliki harapan untuk negeri yang lebih baik, khususnya bagaimana masyarakat berfungsi menjadi “social control” yang pastinya mampu melakukan perubahan yang akan berdampak bagi kemajuan bangsa serta NKRI.
     Disaat pesimisme semakin menjadi-jadi, dan hadir dalam kehidupan kita, setiap elemen masyarakat yang masih memiliki kesadaran harus memberikan perhatian khusus bagi negara ini bahwa harapan serta jalan masih ada menuju pada tatanan kehidupan bernegara yang lebih baik. Perubahan bukan hanya dilakukan oleh pemerintah tetapi oleh setiap orang serta masyarakat yang sadar dan yang ingin menanamkan sikap ke-Indonesiaan.